Kamis, 07 Juni 2012

Farmakologi Obat Antelmintik "NIRIDAZOLE"


ANTELMINTIK

Antelmintika atau obat cacing (Yunani anti = lawan, helmintes = cacing) adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Dalam istilah ini termasuk semua zat yang bekerja lokal menghalau cacing dari saluran cerna maupun obat-obat sistemik yang membasmi cacing serta larvanya, yang menghinggapi organ dan jaringan tubuh (Tjay, 2007)
Kebanyakan antelmintik efektif terhadap satu macam cacing, sehingga diperlukan diagnosis tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Kebanyakan antelmintik diberikan secara oral, pada saat makan atau sesudah makan. Beberapa senyawa antelmintik  yang lama, sudah tergeser oleh obat baru seperti Mebendazole, Piperazin, Levamisol, Albendazole, Tiabendazole, dan sebagainya. Karena obat tersebut kurang dimanfaatkan. (Gunawan, 2009)
Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti lebih dari 2 miliar manusia diseluruh dunia. Walaupun tersedia obat-obat baru yang lebih spesifik dangan kerja lebih efektif, pembasmian penyakit ini masih tetap merupakan salah satu masalah antara lain disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi di beberapa bagian dunia. Jumlah manusia yang dihinggapinya juga semakin bertambah akibat migrasi, lalu-lintas dan kepariwisataan udara dapat menyebabkan perluasan kemungkinan infeksi. (Tjay, 2007)
Beberapa obat-obat antelmintika yang sering digunakan saat ini diantaranya ialah Mebendazole, Piperazin, Levamisol, Tiabendazole, dan sebagainya. Sedangkan beberapa obat antelmintika yang kurang dimanfaatkan diantaranya Diklosofen, Sinaftoat, oksamnikuin, termasuk Niridazole yang akan dibahas dalam makalah ini.



NIRIDAZOLE

A.      Struktur Kimia

  
Niridazole adalah senyawa nitroheterocyclic yang praktis tidak larut dalam air (Chatterjee, 2000).
B.      Efek farmakologi dan Mekanisme Kerja
Nutrotiazole terutama digunakan sebagai obat protozoa (misalnya jenis Trichomonas). Beberapa zat juga bekerja terhadap parasit cacing. Kerjanya didasarkan pada pembebanan enzim reduktase tertentu. Zat yang terpenting adalah Niridazole sediaan dengan merek dagang Ambilhar (Ernst, 2001; Seth, 2009).
Niridazole efektif terhadap infeksi yang disebabkan oleh Schistosoma haematobium, kurang baik terhadap Schistosoma mansoni, dan hampir tak bekerja terhadap Schistosoma japonicum. Efek antelmintik bekerja dengan meningkatkan kadar dan pemanfaatan glikogen, dan dengan menghambat penyerapan eksogen glikogen. Hal tersebut juga mengganggu sistem reproduksi cacing, mengakibatkan degenerasi pada sistem reproduksi cacing (Ernst, 2001; Seth, 2009).
Niridazole juga digunakan dalam dracontiasis (yang disebabkan oleh cacing guinea). Senyawa ini bekerja schistosomicidal dan amoebicidal. Efek ganda pada parasit, menyebabkan penghambatan spermatogenesis dan oogenesis, dan pengurangan panjang dari parasit. Cacing betina di hati diserang dan dipecah oleh sel darah putih, sedangkan cacing jantan bergerak dengan jaringan ikat dan terjadi autolisis (Seth, 2009; Kumar, 1999).
Mekanisme kerja Niridazole belum diketahui dengan jelas, tetapi telah terbukti memberikan efek antelmintik. Niridazole hanya akan digunakan ketika obat yang kurang toksik tidak tersedia (Seth, 2009; Chatterjee, 2000).
C.      Farmakokinetik
Niridazole adalah senyawa nitrofuran yang lambat diserap setelah pemberian oral. Obat ini diserap selama 10-15 jam. Obat-obatan secara ekstensif dimetabolisme di dalam tubuh. Niridazole dan metabolitnya ekskresi dengan cepat dari darah dalam waktu 15-24 jam dan memiliki waktu paruh sekitar 40 jam, yang menunjukkan bahwa masih ada metabolit yang tak diketahui (Kumar, 1999; Chatterjee 2000).
D.     Efek Samping dan Toksisitas

Efek samping yang umum terlihat adalah anoreksia, mual, muntah, diare, sakit perut, sakit kepala, dan pusing, perubahan warna urin gelap, bau badan dan perubahan EKG. Mungkin mempengaruhi haemolisis pada pasien defisiensi G6PD, dan karenanya merupakan kontraindikasi pada mereka. Seharusnya tidak diberikan kepada pasien dengan jantung, hati, atau gangguan neuropsikiatri dan ibu hamil. Niridazole yang tidak dimetabolisme muncul dalam konsentrasi yang lebih tinggi didalam sirkulasi sistemik. Efek samping yang biasanya muncul 3-4 hari setelah memulai terapi obat dan menghilang beberapa hari setelah berhenti terapi (Kumar, 1999; Chatterjee 2000; Seth, 2009).

Karena obat ini secara ekstensif dimetabolisme, menaikkan konsentrasi obat dalam darah, dapat terjadi pada pasien dengan riwayat memiliki penyakit hati. Efek samping yang berat telah terlihat pada pasien tersebut. Penyesuaian dosis, disarankan. Niridazole juga dapat menimbulkan kejang-kejang dan reaksi psikotik pada pasien yang memiliki kecenderungan. Oleh karena itu, obat tidak boleh diberikan kepada pasien dengan riwayat epilepsi atau psikosis (Seth, 2009; Ernst, 1991).

E.      Interaksi Obat
Tidak ada laporan (Chatterjee, 2000)
F.      Dosis
Niridazole umumnya tersedia dalam bentuk tablet 100 mg dan 200 mg. Dosis di schistosomiasis (Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni)  dan dracontiasis adalah 25 mg / kg bb (maksimal 1,5 g) setiap hari dalam dua sampai tiga dosis terbagi selama 7 hari (Seth, 2009; Ernst, 1991).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar